Sabtu, 20 Oktober 2012

Menjadi pribadi yang PD (percaya Diri) chapter 2


percaya gk kamu dengan kata2 diatas?
            Kalau gk percaya, ikutin trus artikel ini ya…..…..!!!!!!!!!
            PD menjadi begitu penting dalam kehidupan kita karena akan menghasilkan berbagai peluang yang lebih banyak dibandingkan orang yang gk PD. Faktanya udah banyak ko, banyak orang-orang yang sukses sebab mereka PD karena orang yang gk PD biasanya selalu merasa malu, pesimis dan tidak yakin dengan apa yang mereka kerjakan.
Menurut Paul Q. Stoltz, kepercayaan diri dapat menghasilkan 3 cara pandang seseorang ketika memandang sebuah persoalan.  3 cara pandang tsb yaitu :
1.     Mereka yang berhenti (Quitters)

Yaitu orang2 yang tidak percaya diri dan memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti ketika menemukan persoalan hidup ata sesuatu yang tidak diharapkan. Mereka menolak kesempatan yang diberikan untuk belajar mengatasi masalah. Mereka mengabaikan, menutupi atau meninggalkan dorongan inti manusiawi untuk terus mendaki, yang berarti juga meninggalkan banyak hal dan banyak kemungkinan yang ditawarkan oleh kehidupan.
Gaya hidup para Quitters , mereka selalu memilih jalan yang lebih datar dan lebih mudah. Ironisnya, seiring berjalannya waktu, mereka justru mengalami penderitaan yang jauh lebih pedih daripada yang ingin mereka elakkan dengan memilih untuk mendaki. Lebih memilukan lagi, sewaku mereka menoleh kebelakang dan melihat bahwaw kehidupan yang dipilihnya sendiri ternya ta tidak menyenangkan, maka mereka menjadi sinis, murung, dan mati perasaannya. Mereka juga menjadi seorang yang pemarah, frustasi dan menyalahkan orang lain atas pilihan2 yang mereka pilih sendiri. (serem kan..!!!) Inilah yang disebut oleh Daniel Goleman, penulis Emotional intelegence bahwa mereka para Quitters tidak terbiasa menunda kepuasan. Hal lain dari para Quitters adalh mereka terbiasa mengatakan “seandainya…” sehingga kegagalan lebih sering disikapi dengan sekadar penyesalan dan bukan sikap proaktif untuk mengatasi masalah.
Rasulullah bersabda yang artinya : “Bersungguh-sungguhlah kamu untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah. Danjika sesuatu menimpamu, maka jangan ktakan “Seandainya” aku melaukan sesuatu pasti dulu begini dan bagitu, tetapi katakanlah ia adalah takdir Allah dan apa yang Allah kehendaki pasti terjadi karena sesungguhnya kata “seandainya” akan membuka aktivitas setan.” Subhanallah, bahkan Rasulullah memperingatkan kita bahwa berandai2 menandakan kelemahan kita dan akan dimanfaatkan setan. Hal ini juga dibenarkan John Greenleaf Whittier, ia berkata : “dari semua kata seidh yang terucap atau tertulis, kata2 yang paling menyedihkan adalah kata “seandainya dulu…”
Kata2 itulah yang sering dilontarkan oleh para Quitters.
2.     Mereka yang Berkemah (Campers)
Yaitu mereka yang cepat puas. Mereka pergi tidak seberapa jauh lalu berkata”Sejauh ini sajalah saya mampu mendaki” karena bosan, mereka mengakhiri pedakiannya dan mencari tempat yang nyaman dan datar sebagai tempat bersembunyi dari situasi yang tidak bersahabat. Mereka memilih untuk menghabiskan sisa2 hidupnya dengan duduk disitu.
Berbeda dengan quitters, para Campers setidaknya telah menanggapi tantangan pendakian itu. Mereka telah mencapai tingkat tertentu dan perjalanan mereka mungkin tidak mudah dan banyak pula hal yang mereka korbankan untuk sampai ketempat itu, tapi kemudian mereka berhenti. Pendakian yang tidak selesai itulah yang mereka anggap sebagai “kesuksesan”. Dengan memilih dan berkemah, berarti sebenarnya mereka tidak sukses. Hakikatnya pendakian adalah pertumbuhan dan perbaikan seumur hidup pada diri seseorang. Berhenti sebelum mati, sama saja dengan bunuh diri.
Gaya hidup mereka tidak jauh berbeda dengan para Quitters, hanya masalah tingkatnya saja. Mereka selalu berkata, “ini sudah cukup baik.” Para Campers mungkin merasa cukup dengan ilusinya sendiri tentang “apa yang sudah ada” dan mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau mengalami “apa yang masih mungkin terjadi”.
Mereka tidak cukup percaya diri untuk terus mendaki mencapai puncak dari prestasi. Lebih dikarenakan karena takut kehilangan kenyamanan dan kekhawatiran berlebih atas masa depan mereka. (nah inilah fungsinya PD pada diri seseorang)
3.     Para pendaki (Climbers)
Yaitu orang2 yang seumur hidupnya terus hidup untuk membaktikan dirinya pada “pendakian” tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan atau kerugian, nasib buruk maupun nasib baik, dia terus mendaki. Para Climbers akan terus mendaki dengan penuh percaya diri. Ia adalah seorang pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan2 dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, kondisi fisik, latar belakang maupun hambatan lainnya menghalangi pendakian.
Para Climbers sangat bergairah dalam menghadapi tantangan yang terjadi. Mereka sangat memahami bahwa mencapai puncah adalah perjalanan yang tidak mudah, maka Climbers selalu mengingat2 smua “kekuatan” yang diperolehnya saat perjalanan. Jika pun sesekali mereka jatuh, mereka tidak pernah menyerah sedikitpun. Kata “berhenti” tidak pernah ada dalam kamus para Climbers. Keyakinan mereka begitu besar, sehingga membuat mereka bisa bertahan meskipun orang lain sudah bersikap negatif dan sudah memutuskan bahwa jalannya tidak mungkin ditempuh.
Nah, dari uraian diatas mari kita instrofeksi diri kita dimanakah posisi kita sekarang? Seorang Quitters, Campers  atau Climbers ? kita sendirilah yang harus menentukannya sendiri…!!
Sekian penjelasan pada Chapter 2 ini, semoga dapat bermanfaat…!!!
Tunggu chapter ke 3 nya ya…
TETAP SEMANGAT………!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan.