percaya gk kamu dengan kata2 diatas?
Kalau
gk percaya, ikutin trus artikel ini ya…..…..!!!!!!!!!
PD
menjadi begitu penting dalam kehidupan kita karena akan menghasilkan berbagai
peluang yang lebih banyak dibandingkan orang yang gk PD. Faktanya udah banyak
ko, banyak orang-orang yang sukses sebab mereka PD karena orang yang gk PD
biasanya selalu merasa malu, pesimis dan tidak yakin dengan apa yang mereka
kerjakan.
Menurut Paul Q. Stoltz, kepercayaan diri dapat
menghasilkan 3 cara pandang seseorang ketika memandang sebuah persoalan. 3 cara pandang tsb yaitu :
1.
Mereka
yang berhenti (Quitters)
Yaitu orang2 yang tidak percaya diri dan memilih
untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti ketika menemukan
persoalan hidup ata sesuatu yang tidak diharapkan. Mereka menolak kesempatan
yang diberikan untuk belajar mengatasi masalah. Mereka mengabaikan, menutupi
atau meninggalkan dorongan inti manusiawi untuk terus mendaki, yang berarti
juga meninggalkan banyak hal dan banyak kemungkinan yang ditawarkan oleh
kehidupan.
Gaya hidup para Quitters , mereka selalu memilih jalan yang lebih datar dan lebih
mudah. Ironisnya, seiring berjalannya waktu, mereka justru mengalami
penderitaan yang jauh lebih pedih daripada yang ingin mereka elakkan dengan
memilih untuk mendaki. Lebih memilukan lagi, sewaku mereka menoleh kebelakang
dan melihat bahwaw kehidupan yang dipilihnya sendiri ternya ta tidak menyenangkan,
maka mereka menjadi sinis, murung, dan mati perasaannya. Mereka juga menjadi
seorang yang pemarah, frustasi dan menyalahkan orang lain atas pilihan2 yang
mereka pilih sendiri. (serem kan..!!!) Inilah yang disebut oleh Daniel Goleman,
penulis Emotional intelegence bahwa
mereka para Quitters tidak terbiasa menunda
kepuasan. Hal lain dari para Quitters adalh mereka terbiasa mengatakan
“seandainya…” sehingga kegagalan lebih sering disikapi dengan sekadar
penyesalan dan bukan sikap proaktif untuk mengatasi masalah.
Rasulullah bersabda yang artinya : “Bersungguh-sungguhlah kamu untuk mendapatkan
sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah.
Danjika sesuatu menimpamu, maka jangan ktakan “Seandainya” aku melaukan sesuatu
pasti dulu begini dan bagitu, tetapi katakanlah ia adalah takdir Allah dan apa
yang Allah kehendaki pasti terjadi karena sesungguhnya kata “seandainya” akan
membuka aktivitas setan.” Subhanallah, bahkan Rasulullah memperingatkan
kita bahwa berandai2 menandakan kelemahan kita dan akan dimanfaatkan setan. Hal
ini juga dibenarkan John Greenleaf Whittier, ia berkata : “dari semua kata
seidh yang terucap atau tertulis, kata2 yang paling menyedihkan adalah kata
“seandainya dulu…”
Kata2 itulah yang sering dilontarkan oleh para
Quitters.
2.
Mereka
yang Berkemah (Campers)
Yaitu mereka yang cepat puas. Mereka pergi tidak
seberapa jauh lalu berkata”Sejauh ini sajalah saya mampu mendaki” karena bosan,
mereka mengakhiri pedakiannya dan mencari tempat yang nyaman dan datar sebagai
tempat bersembunyi dari situasi yang tidak bersahabat. Mereka memilih untuk menghabiskan
sisa2 hidupnya dengan duduk disitu.
Berbeda dengan quitters, para Campers setidaknya
telah menanggapi tantangan pendakian itu. Mereka telah mencapai tingkat
tertentu dan perjalanan mereka mungkin tidak mudah dan banyak pula hal yang
mereka korbankan untuk sampai ketempat itu, tapi kemudian mereka berhenti.
Pendakian yang tidak selesai itulah yang mereka anggap sebagai “kesuksesan”.
Dengan memilih dan berkemah, berarti sebenarnya mereka tidak sukses. Hakikatnya
pendakian adalah pertumbuhan dan perbaikan seumur hidup pada diri seseorang.
Berhenti sebelum mati, sama saja dengan bunuh diri.
Gaya hidup mereka tidak jauh berbeda dengan para
Quitters, hanya masalah tingkatnya saja. Mereka selalu berkata, “ini sudah
cukup baik.” Para Campers mungkin merasa cukup dengan ilusinya sendiri tentang
“apa yang sudah ada” dan mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau mengalami
“apa yang masih mungkin terjadi”.
Mereka tidak cukup percaya diri untuk terus
mendaki mencapai puncak dari prestasi. Lebih dikarenakan karena takut
kehilangan kenyamanan dan kekhawatiran berlebih atas masa depan mereka. (nah
inilah fungsinya PD pada diri seseorang)
3.
Para
pendaki (Climbers)
Yaitu orang2 yang seumur hidupnya terus hidup
untuk membaktikan dirinya pada “pendakian” tanpa menghiraukan latar belakang,
keuntungan atau kerugian, nasib buruk maupun nasib baik, dia terus mendaki.
Para Climbers akan terus mendaki dengan penuh percaya diri. Ia adalah seorang
pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan2 dan tidak pernah membiarkan umur, jenis
kelamin, ras, kondisi fisik, latar belakang maupun hambatan lainnya menghalangi
pendakian.
Para Climbers sangat bergairah dalam menghadapi
tantangan yang terjadi. Mereka sangat memahami bahwa mencapai puncah adalah
perjalanan yang tidak mudah, maka Climbers selalu mengingat2 smua “kekuatan”
yang diperolehnya saat perjalanan. Jika pun sesekali mereka jatuh, mereka tidak
pernah menyerah sedikitpun. Kata “berhenti” tidak pernah ada dalam kamus para
Climbers. Keyakinan mereka begitu besar, sehingga membuat mereka bisa bertahan
meskipun orang lain sudah bersikap negatif dan sudah memutuskan bahwa jalannya
tidak mungkin ditempuh.
Nah,
dari uraian diatas mari kita instrofeksi diri kita dimanakah posisi kita
sekarang? Seorang Quitters, Campers atau Climbers
? kita sendirilah yang harus menentukannya sendiri…!!
Sekian
penjelasan pada Chapter 2 ini, semoga dapat bermanfaat…!!!
Tunggu
chapter ke 3 nya ya…
TETAP
SEMANGAT………!!!!!!!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan.